Home » » PERBANDINGAN PEMIKIRAN TEOLOGI TENTANG PELAKU DOSA BESAR, IMAN DAN KUFUR

PERBANDINGAN PEMIKIRAN TEOLOGI TENTANG PELAKU DOSA BESAR, IMAN DAN KUFUR

A.      PERBANDINGAN PEMIKIRAN TEGNOLOGI DOSA BESAR
       Perkataan dosa besar berasal dari bahasa sansekerta, yang dalam bahasa arabnya di sebut az-zanbu, al-isnu atau al-jurmu.menurut istilah ulama fukaha  (ahli hokum islam) dosa adalah akibat tidak melaksanakan perintah allah SWT yang hukumnya wajib dan mengerjakan larangan allah yang hukumnya haram.ulama fukaha sepakat bahwa dosa besar adalah yg pelakunya diancam dengan hokum dunia,azab di akhirat dan di laknat di akhirat, dan di laknat oleh allah swt dan rasulullah saw.
1)      Aliran khawarij
        Cirri yang menonnjol dari khawarij adalah watak ektrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Tak heran kalau aliran ini memiliki pandangan ektrim pula tentang status pelaku dosa besar. Mereka memandang bahwa orang-orang terlibat dalam peristiwa tahkim, yakni ali,muawiyah,amr bin ash,abu musa al-asy’ari adalah kafir berdasarkan firman allah  surat al maidah ayat 44 artinya : ”barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang di turunkan allah, maka mereka itu adalah orang=orang yang kafir.”
Pandangan pelaku dosa besar oleh subsekte kwarij , antara lain:
a)      Azariqah
b)      Najdah
c)       An-najdat
d)      Al-muhakimat
e)      As-sufriah
2)      Aliran murjiah
       Secara garis besar ,sebagaimana telah dijelaskan subsekte khawarij,murji’ah dapat di katagorikan dalam dua katagori : ektrim dan moderot, murji’ah ektrim berpandangan bahwanya dosa besar tidak akan disiksa di neraka. Adapun murji’ah mudarot ialah mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa dineraka,ia tidak kekal didalamnya, bergantung pada ukuran dosa yangdilakukannya.
3)      Aliran mu’tazilah
       Diantaranya diantara aliran di atas status pelaku besar, perbedaannya bila khawarij mengkafirkan pelaku dosa besar dan murji’ah memelihara keimanan pelaku dosa besar, mu’tazilah tidah menentukan status dan predikat yang pasti pada pelaku dosa besar,apakah ia tetap mu’min atau kafir,kecuali dengan sebutan yg sangat terkenal, al manzilah bain al manzilatain. Setiap pelaku dosa besar , menurut mu’tazilah berada di posisimukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat bertaubat, ia akan di masukan kedalam neraka selama-lamanya. Waaupun demikian, siksaan yang di terimanya lebih ringan dari pada siksaan orang-orang kafir. Dalam perkembangannya beberapa mu’tazilah seperti wasil bin atha’ dan umr bin ubaid memperjelas sebutan itu dengan istilah fasik yang bukan mu’min.
4)      Aliran asy’ariyah
Terhadap pelaku dosa besar, agaknya al-asy’arisebagai wakil ahl as-sunnah,tidak mengkafirrkan orang-orang yang sujud ke baitullah(ahl al- qiblahwalaupun melakukan dosa besar,seperti berzina dan mencuri menurutnya mereka masih tetap sebagai orang yang beriman dengan keimanan yang mereka miliki,sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal ini dibolehkan (halal) dan tidak menyakini keharamannya, ia dipandang telah kafir
5)      Aliran maturidiyah
       Aliran maturidiyah,baiksamarkan maupun Bukhara,sepakat menyatakan bahwa pelaku dosa besar masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya. Adapun balasan yang di perbolehkan kelak di akherat bergantung pada apa yg di lakukannya di dunia.jika ia meninggal tanpa taubat terlebih dahulu, keputusannya diserahkan sepenuhnya kepada kehendak allah swt. Jika menghendaki pelaku dosa besar diampuni, ia akan masuk keneraka, tetapi tidak kekal didalamnya.
6)      Aliran syi’ah zaidiyah
       percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal didalam
neraka,jika ia belom bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, syi’ah zaidiyah memang dekat dengan mu’tazilah.ini bukan sesuatu yang aneh mengingat washil bin atha’,mempunyai hubungan dengang zaid.
B.      Iman dan kufur
       Iman berasal dari bahasa arab yang berarti tashdi(membenarkan). Secara etimologi iman berarti pengakuan atau pembenaran. Sedangkan secara terminology berarti pengakuan atau pembenaran yang mendalam akan adanya allah swy malaikat rasul hariakhir dan qodha dan qadar. Menurut istilah  penertian iman adalah membenarkan denagn hati,diucapkan dengan lisan dan di amankan dengan tindakan (perbuatan). Menurut Hassan hanafi ada empat macam istilah yang biasanya di pergunakan oleh para teologimuslim dalam konsep iman, yaitu:
       a. ma’arif bi al-aql (mengetahui dengan akal)
       b. amal perbuatan baik dan patuh
       c. iqrar, pengakuan secara lisan ,
       d. tasdiq membenarkan hati termasuk pula didalamnya ma’rifat  bi al-qalb (mengetahui dengan hati)
secara etimologi, kufur artinya menutupi, sedangkan menurut terminologybaik syariat kufur artinya ingkar terhadap allah swt, atau tidak beriman lepada allah dan rosulnya, baik dengan mendustakan maupun tidak.

Muhammad Arsyad Farisi - Universitas Islam Attahiriyah
a.       Aliran khawarij
        Dalam pandangan khawarij, iman tidak semata-mata percaya kepada allah. Mengerjakan segala perintah kewajiban agama juga merupakan bagian dari keimanan dengan demikian, siapapunyang menyatakan dirinya beriman kepada allah swt dan mengetahi Muhammad adalah rosul-nya, tetapi tidak melaksanakn kewajiban agama dan malah melakukan perbuatan dosa, ia dipandang kafir oleh khawarij. Iman menurut  khawarij bukanlah tasdiq. Ima dalam arti mengetahui pun belimlah cukup. Menurut abd. Al jabbar, oaring yang tahu tuhan tetapi melawan kepadanya, bukanlah orang mu’min dengan demikian iman bagi mereka bukanlah tasdiq bukan pula ma’rif  tetapi amal yang timbul sebagai akibat dari mengetahui tuhan tegasnya iman bagi mereka adalah perintah-perintah tuhan.
b.      Aliran murji’ah
       Aliran murji’ah yang ektrim, mereka berpandangan bahwa keiman terletah didalam kalbu. Oleh karena itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang menimpang dari kaidah agama tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya, bahkan keimannya masih sempurna dalam pandangan tuhan.
Konsep mu’tazilah tentang iman adalah apa yang mereka identifikasikan sebagaimaa’rifah (pengetahuan dengan akal)
c.       Aliran asy’ariyah
       Menurut alian ini. Dijelaskan oleh asy syahrastani,iman secara esensial adalah tasdiq bil aljanan (membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qawl  dengan lisan dan melakukan kewajiban dengan utama (amal bil arkan) hanya merupakan furu’ (cabang-cabang ) iman. Oleh sebab
Itu, siapapun yang membenarkan keesaan allah dengan dengan kalbunya dan juga membenarkan utusan-utusannya besertaapa yng mereka bawa darinya. Iman secara ini merupakan sahih , dan keimanan seseorang tidak hilang kecuali ia mengetahui salah satu dari hal-hal tersebut. Jadi asy-syahrastanimenempatkan ketida unsure iman yaitu tasdiq, qawl, dan amal pada posisinya masing-masing.
d.      Maturidiyah
       Dalam masalah iman, aliran mutaridiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tasdiq al-qalb, bukan semata-mata iqrar bil al-lisan . maturidiyah Bukhara mengembangkan pendapat yangberbeda. Al- bazawi menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang,tetapi bias bertambah dengan adanya ibadah-ibadah yng di lakukan . al bazdawi menegaskan hal tersebut dengan membuat analogi bahwa ibadah-ibadahyng dilakukan berfungsi sebagai bayangan dari iman . jika bayangan itu hilang esensi yg di gambarkan oleh bayangan itu tidak akan berkurang. Sebaliknya dengan kehadiran baying-bayng (ibadah) itu, iman justru menjadi bertambah.
       Iman adalah tasdiq dalam hati dikirarkan dengan lidah dengan kata lain, seseorang bias di sebut beriman jika ia mempercayai dalam hatinya akan kebenaran allah dan mengikrarkan kepercayanya itu dengan lidah.

Muhammad Arsyad Farisi - Universitas Islam Attahiriyah
e.      Aliran mu’tazilah

       Iman adalah pengakuan didalam hati, pengakuan dengan lisan, dan perbuatan amal shaleh dengan anggota badan.

0 komentar:

Posting Komentar