Home » » HUBUNGAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF

HUBUNGAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF

A.      Pengertian Ilmu Kalam, Ilmu Filsafat dan Ilmu Tasawuf
a)      Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan tentang persoalan persoalan kalam Tuhan. Persoalan persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksud adalah landasan pemahaman yang cendrung menggunakan metode berfikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya bertendesi pada argumentasi berupa dalil dalil Al Qur’an dan Hadis.
Ilmu kalam biasa di sebut dengan beberapa nama, Antara lain: Ilmu Ushuluddin, Ilmu Tauhid, Fiqh Al-Akbar, dan Teologi islam. Disebut ilmu ushuluddin karena  ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin); disebut ilmu tauhid karena  ilmu ini membahas keesaan  Allah Swt.
b)      Pengertian Ilmu Filsafat
Hatta mengemukakan pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu (Hatta,1966:1:3). Nanti bila orang telah banyak membaca atau mempelajari filsafat ,orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat menurut konotasi filsafat yang ditangkapnya. Langefeld juga berpendapat begitu. Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri ,barulah ia maklum apa filsafat itu,dan mungkin dalam ia berfilsafat akan makin mengerti apa filsafat itu (Langeveld ,1961:9)
Dilihat dari segi praktisnya filsafat berarti “alam fikiran”atau “alam berfikir”. Berfilsafat artinya berfikir ,namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Tugasnya filsafat adalah hasil karya seseorang manusia yang mencari dan memikirkan dengan sedalam-dalamnya tentang sesuatu kebenaran. Atau dengan kata lain Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh –sungguh tentang hakekat kebenaran segala sesuatu.
             Karena luasnya lingkungan pembahasa ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak diantara para ahli filsafat memberi definisinya secara berbeda beda. Coba perhatikan definisi –definisi ilmu filsafat dari filosuf Barat dan Timur dibawah ini :
1) Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
2) Al Farabi (wafat 950 M), filos terbesar sebelum Ibnu Sina mengatakan filosof adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
3) Immanuel Kant (1724-1804) yang sering disebut raksasa pikiran Barat, mengatakan bahwa filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu :
- Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab dengan metafisika)
-Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
-Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
-Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh antropologi)
4) Pythagoras, orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat ,memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut pythagoras, manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pencipta kebijakan (loves of wisdom) sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan : lovers of wisdom, lovers of success, dan lovers of pleasure (Mayer, 1950:26).
          Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat.Uraian diatas menjelaskan bahwa kesulitan menentukan definisi filsafat ialah karena berbedanya definisi yang dibuat para ahli dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
-pengertian filsafat berkembang dari masa kemasa
-pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dari tokoh lainnya
-kata filsafat itu telah dipakai untuk menunjukan bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda
Setelah mempelajari rumusan –rumusan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa :
1) Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah –masalah yang tidak dapat jawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
2) Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistimatik hakekat sarwa yang ada :
-hakekat Tuhan
-hakekat alam semesta
-hakekat manusia
Serta sikap manusia termasuk sebagai konsekwensi dari pada faham tersebut.
c)       Pengertian Ilmu Tasawuf
Ø  Secara Lughawi
Dalam mengajukan teori tentang pengertian tasawuf, baik secara estimologi maupun secara istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri dari beberapa macam pengertian diantaranya :
Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah” أهل الصفة ,yang berarti sekelompok orang pada masa Rosulullah yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam diri diserambi- serambi masjid, dan mereka mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Alloh.
“Shafa” صفاء .kata shafa ini berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya nisbah yang berarti nama orang orang yang bersih atau suci .Maksudnya adalah orang oarang yang mensucikan diri dihadapan Tuhannya.
“Saufi” سوف  istilah ini disamakan dengan kata hikmah yang berarti bijaksana. 
Barmawi Umarie lebih lanjut menegaskan bahwa  tasawuf dapat berkonotasi makna dengan tashawwafa ar-rajulu yang artinya seorang laki-laki yang telah men tasawuf. Maksudnya, laki-laki itu telah pindah dari kehidupan biasa kepada kehidupan sufi.
Ø  Secara Istilah
Pengertian tasawuf secara istilah telah banyak diformulasikan pula ahli yang satu dan yang lainnya berbeda,diantaranya :
·         Menurut Muhammad Ali Al Qassab, ia memberikan ulasan. Tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia ditengah- tengah kaum yang mulia.
·         Menurut Ma’ruf Al Kurkhi, ia mengungkapkan Tasauf adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada ditangan makhluk.
·         Menurut Al Junaidi, ia mendefinisikan Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat pada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
·         Menurut  Ibnu Khaldun, ia  mendefenisikan tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain Allah, hanya menghadap Allah semata.
Berdasarkan pengertian diatas kita dapat meringkas pengertian tasawuf sebagai berikut: ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian denganmakrifat menuju keabadian, salin mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhaan Nya.
B.      TUJUAN, FUNGSI, DAN GUNA FILSAFAT
Menurut Harold H Titus, filsafat ialah suatu usaha untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreatifitas, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding dan wisdom).
Dr.Oemar A Hoesin mengatakan : ilmu memberikan kita pada pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.
Sutan Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : bahwa filsafat itu dapat memberi ketenangan dalam fikiran dan kemantapan hati, meskipun dalam menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal ( yaitu kebenaran ) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat  diantara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas luasnya baginya itulah tujuan yang tertinggi dan itulah satu- satunya. Bagi manusia seorang berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsyaf-insyafnya ,senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab,baik Tuhan,alam atau kebenaran.
Studi filsafat haus membantu orang orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektuil. Filsafat dapat mendukung kepercayan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan itu tidak tergantung pada konsepsi yang pra ilmiah, yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (conserns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakekat kebenaran sesuatu. Baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berprilaku), maupun metafisika (hakikat keaslia).
C.      Dasar-dasar Tasawuf dan Ciri-cirinya
a)      Dasar-dasar Tasawuf
Dewasa ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang hanya saja tingkat ketertarikan mereka tidak dapat di klaim sebagai sebuah penerimaan bulat-bulat terhadap tasawuf. Ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat dari dua kecenderungan. Pertama kecendrungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluri. Kedua kecendrungan kepada akademis. Kecenderungan pertama mengisyaratkan bahwa manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan–sentuhan spiritual atau rohani. Kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin mereka penuhi dengan sentuhan spiritual. Hal ini sebagai mana diungkapkan oleh Barmawie Umarie bahwa setiap rohani manusia senantiasa rindu hendak kembali ketempat asal, selalu rindu kepada Kekasihnya yang Tunggal.
Adapun kecendrungan kedua mengisyaratkan bahwa tasawuf memang menarik untuk dikaji secara akademis. Kecendrungan kedua ini memosisikan kajian tasawuf  hanya sebagai sebuah pengayaan keilmuan ditengah keilmuan- keilmuan lain yang berkembang didunia.Kecendrungan- kecendrungan diatas menuntut adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal ini dimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat dipahami dalam kerangka kuat,disamping itu juga untuk memagari tasawuf supaya tetap berada dijalur yang benar. Al Qur’an dan Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegangi oleh umat islam.
1)      Dasar Al-Qur’an
Al Qur’an dan As Sunnah adalah nash,dalam hal inilah tasawuf pada awal pembentukannya adalah manifestasi akhlak atau keagamaan. Moral keagamaan ini banyak disinggung dalam Al Qur’an dan as Sunnah. Dengan demikian sumber pertama tasawuf adalah ajaran- ajaran islam .Al Qur’an merupakan Kitab allah yang didalamnya terkandung muatan muatan ajaran islam, baik aqidah,syari’ah, maupun muamalah.Ayat ayat Al Qur’an itu, disatu sisi ada yang perlu dipahami secara tekstual lahiriah ,tetapi disisi lain ada juga hal yang perlu dipahami secara konstektual rohani.
2)      Dasar Hadis
Selain dengan apa yang ada dalam Al Qur’an ternyata tasawuf juga dapat dilihat dalam karangka hadist.Rosulullah  saw bersabdah : Demi Allah aku memohon ampunan kepada Allah dalam sehari semalam tak kurang dari tujuh puluh kali (H.R Al Bukhari). Baik Al Qur’an, Al Hadist, maupun suri teladan dari para sahabat ,merupakan dari benih benih tasawuf dalam kedudukannyasebagai ilmu tentang tingkatan ( maqamat), dan keadaan (ahwal).
b)      Ciri-ciri Tasawuf
Karena sulitnya memberikan definisi yang lengkap tentang tasawuf, Abu Al Wafa Al Ghanimi At-Taftazani menurutnya tasawuf memiliki lima ciri umum diantaranya :
1.Peningkatan moral
2.Pemenuhan fana(sirnal) dalam realitas mutlak
3.Pengetahuan intuitif langsung
4.Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah dalam diri seorang sufi karena tercapainya maqamat ( maqam-maqam atau beberapa tingkatan )
5.Penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
D.      Hubungan ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf  berfungsi sebagai pemberi wawasan spritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam melalui hati (dzauq dan widan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid. Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia Islam.
Pemahaman tentang jiwa dan roh itu sendiri menjadi hal yang esensial dalam tasawuf. Kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf. Namun, perlu juga dicatat bahwa istilah yang lebih banyak dikembangkan dalam tasawuf adalah istilah qalb (hati). Istilah qalb ini memang lebih spesifik dikembangkan dalam tasawuf. Namun, tidak berarti bahwa istilah qalb tidak berpengaruh dengan roh dan jiwa. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh para ulama salaf, hal itu harus ditolak.
Dr. Fuad Al-Ahwani di dalam bukunya Filsafat Islam tidak setuju kalau filsafat sama dengan ilmu kalam. Dengan alasan-alasan sebagai berikut: Karena ilmu kalam dasarnya adalah keagamaan atau ilmu agama. Sedangkan filsafat merupakan pembuktian intelektual.Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam berdasar pada Allah SWT.dan sifat-sifat-Nya serta hubungan-Nya dengan alam dan manusia yang berada di bawah syariat-Nya. Objek filsafat adalah alam dan manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya.Seperti filosuf Aristoteles yang dapat membuktikan tentang sebab pertama yaitu Allah.Tetapi ada juga yang mengingkari adanya wujud Allah SWT.sebagaimana aliran materialisme. Selain itu, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebaan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan nasional, di samping muatan naqliah. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran rohaniah, ilmu kalam dapat bergerak ke arah yang lebih liberal dan bebas.
Adapun titik persamaan dan titik perbedaan antara ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf
v  Titik persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan  dan  segala sesuatu yang berkaitan dengannya,  objek kajian  filsafat  adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
v  Titik Perbedaan
Perbedaan  diantara  ketiga ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan  logika, disamping argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tanpak apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika  (jadaliyah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan melalui argumen-argemen rasional. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf  bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseoarang.  itulah sebabnya, bahasa tasawuf  sering tanpak aneh bila dilihat dari aspek rasio.
Titik singgung antara ilmu kalam dan ilmu tasawuf adalah sebagai berikut:
a.       Ilmu Kalam
Dalam ilmu kalam di temukan pembahasan iman yang definisinya, kekufuran dan menifestasinya serta kemunafikan dan batasannya.Ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf.Ilmu kalam dapat memberikan kontribusi kepada ilmu tasawuf.
b.      Ilmu Tasawuf

Muhammad Arsyad Farisi - Universitas Islam Attahiriyah

Ilmu tasawuf merupakan penyempurnaan ilmu tauhid (ilmu kalam).  Ilmu tasawuf berfungsi sebagai wawasan spiritual dalam pemahaman kalam.Ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan–perdebatan kalam.  Amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar dalam ketauhidan.Dengan ilmu tasawuf, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid (ilmu kalam) terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi lebih dinamis dan aplikatif.

Muhammad Arsyad Farisi - Universitas Islam Attahiriyah

0 komentar:

Posting Komentar