Home » » Perancis menghadapi ancaman boikot setelah publikasi kartun Nabi Muhammad

Perancis menghadapi ancaman boikot setelah publikasi kartun Nabi Muhammad

Ameera - Kamis, 1 Rabiul Akhir 1436 H / 22 Januari 2015 16:47

RIYADH (Arrahmah.com) – Sebagai bentuk kemarahan atas kartun menyinggung yang baru-baru ini dipublikasikan oleh Charlie Hebdo yang memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim, seruan untuk memboikot produk Perancis telah berkembang di kalangan pemuda Arab.

“Hal ini diperlukan untuk memboikot produk-produk makanan dan parfum Perancis dan menghantam ekonomi Perancis karena mereka telah mengabaikan perasaan ummat Islam dengan menerbitkan kartun yang menghujat,” pesan yang diposting oleh salah satu pengguna di berbagai situs jejaring sosial seperti dikutip Arab News.

“Ini adalah solusi terbaik untuk membela Islam dan Nabi kita Muhammad (saw),” tambahnya.

Seruan boikot Perancis telah marak di berbagai jaringan sosial selama beberapa hari terakhir.

Seruan ini juga memasukkan daftar nama-nama produk terkenal Perancis yang tersedia di toko-toko lokal yang harus diboikot oleh konsumen asing dan lokal.

“Ya, saya akan berhenti membeli produk Perancis karena kartun hujatan yang sedang terjadi terhadap Islam,” ungkap Adel Hassan, seorang warga Saudi.

Pesan serupa disampaikan oleh pengguna media sosial asal Yordania yang meluncurkan kampanye unutuk menyerukan boikot produk Perancis, yang berjudul “Boikot Perancis.”

Kampanye, yang menarik lebih dari 4000 orang, menargetkan investasi Perancis termasuk sejumlah pompa bensin dan Carrefour.

Panitia penyelenggara mengatakan bahwa kampanye ini berusaha untuk menempatkan tekanan terhadap Perancis untuk mengakhiri publikasi “kartun ofensif.”

Emad Kareem, seorang praktisi di sebuah agensi lokal, mengatakan kepada Arab News bahwa beberapa perusahaan Perancis telah menyewa perusahaan Public Relation untuk menangani reaksi dari konsumen Muslim.

Dia mengatakan bahwa beberapa perusahaan Perancis telah meluncurkan kampanye untuk meningkatkan citra mereka sehingga mereka dapat mengurangi dampak pada penjualan mereka akibat adanya seruan boikot.

Dia mengatakan bawa Perancis telah “lupa” bahwa mereka memiliki banyak perusahaan yang mengekspor produk ke Arab Saudi.

Dia mengatakan bahwa pelanggan harus memastikan produk ini “dibuang ke tempat sampah” dengan tidak membeli mereka.

“Ada beberapa perusahaan Perancis, terutama di negara-negara Arab Teluk yang mengimpor produk makanan Prancis, yang mengatakan bahwa mereka mengutuk penghinaan terhadap agama dan kartun yang menghujat Charlie Hebdo,” ungkap Karim.

“Jika boikot produk Perancis tersebar luas, perusahaan-perusahan itu harus berurusan dengan lembaga Public Relation untuk mengelola krisis ini.”

(ameera/arrahmah.com)

0 komentar:

Posting Komentar